Terik matahari bagai cahaya lampu di gelap malam
peluh yang tak henti mengalir sebagai tanda semangat hidup
terbiasa, keharusan atau keterpaksaan untuk sesuap nasi bertahan hidup
Bocah itu,
duduk tertunduk letih menatap tumpukan koran di pangkuannya
sesekali berdiri menghampiri pengendara saat lampu mengisyaratkan berhenti
hembusan angin malam yang menusuk tulang seakan tak terasakan
Seperti inikah kerasnya hidup
mereka harus melupakan keceriaan, kebahagiaan masa kanak-kanak
mereka harus meninggalkan kewajiban menuntut ilmu
demi kelanjutan hari esok
Entah kemana orang tua mereka
entah mengapa harus mereka, bocah-bocah lugu tak berdosa
yang menanggung nasib ini
Teriris hatiku menyaksikan adegan-adegan tak layak ini
namun tak banyak dapat ku lakukan
hanya beberapa koran yang ku terima mampu meringankan beban mereka
menghadirkan senyum tipis di wajah-wajah melas mereka
peluh yang tak henti mengalir sebagai tanda semangat hidup
terbiasa, keharusan atau keterpaksaan untuk sesuap nasi bertahan hidup
Bocah itu,
duduk tertunduk letih menatap tumpukan koran di pangkuannya
sesekali berdiri menghampiri pengendara saat lampu mengisyaratkan berhenti
hembusan angin malam yang menusuk tulang seakan tak terasakan
Seperti inikah kerasnya hidup
mereka harus melupakan keceriaan, kebahagiaan masa kanak-kanak
mereka harus meninggalkan kewajiban menuntut ilmu
demi kelanjutan hari esok
Entah kemana orang tua mereka
entah mengapa harus mereka, bocah-bocah lugu tak berdosa
yang menanggung nasib ini
Teriris hatiku menyaksikan adegan-adegan tak layak ini
namun tak banyak dapat ku lakukan
hanya beberapa koran yang ku terima mampu meringankan beban mereka
menghadirkan senyum tipis di wajah-wajah melas mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar